Senin, 28 Desember 2009

perjuangan kakak beradik

Cerita ini bukanlah cerita karangan, akan tetapi ini adalah cerita nyata. Cerita ini mengisahkan perjuangan kakak beradik dalam mencukupi kehidupan berhari-hari.

Di sebuah kota di daerah Palembang, ada sebuah keluarga sederhana. Keluarga itu dihuni oleh 4 orang. Yakni ayah, ibu, dan kedua anaknya. Anak yang paling tua masih duduk di kelas 1 smp, sedangkan anak yang paling muda masih kelas 5 sd. Sang ayah bekerja di sebuah toko, sedangkan sang ibu sehari-harinya berkeliling mencuci pakaian kotor milik tetangga. Walaupun begitu mereka belum bisa mencukupi untuk kebutuhan sekolah anak2 mereka beserta kebutuhan sehari-hari.

Cobaan yang mereka hadapi bukan hanya itu, masih ada satu cobaan yang lebih berat lagi. Pada suatu hari di depan toko dimana sang ayah bekerja terjadi sebuah perkelahian.Karena sifat sang ayah yang baik dia mencoba untuk melerai, akan tetapi tindakan baik itu justru menjadi malapetaka, pisau yang digunakan oleh salah seorang menancap di bagian ulu hati sang ayah sehingga ayah meninggal seketika.
mendengar hal itu hati sang ibu beserta kedua anaknya hancur berkeping-keping.

Mereka semua mencoba tabah terhadap apa yg telah menimpa mereka, dan mereka mencoba bangkit dari kesedihan dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari beserta biaya sekolah mereka. Karena sang ibu bekerja terlalu keras akhirnya sang ibu jatuh sakit. Karena sang ibu sakit akhirnya sang kakak yang bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membiayai sekolah adiknya dan membelikan obat untuk sang ibu. Kakak bekerja setiap hari sebgai tukang tambal ban mulai pagi hari hingga petang sehingga ia tidak sekolah.

Karena aktivitasnya itu sang adik mencoba berbicara kepada kakaknya agar ia kembali bersekolah, akan tetapi apa yang dikatakan sang kakak? "Dek,, biar saja kakak yang bekerja kau yang bersekolah,bukankah kau ingin menjadi orang yang sukses? jika kau ingin cita2mu tercapai kau harus sekolah dengan giat agar menjadi orang yg ondai dan bisa menjadi orang yang sukses."
"Tapi kak, bukankah jika aku bersekolah sedangkan kakak bekerja itu tidak adil? Bukankah akan lebih baik kalau aku juga ikut bekerja bersama kakak agar penghasilan kita lebih banyak sehingga kita bisa membawa ibu berobat!!!" kata sang adik kepada kakaknya.
"Tidak!!!! Biarkan kakak saja yang bekerja, lagi pula kau itu mash kecil apa yang bisa kau buat? Yang penting kau tetap sekolah dengan rajin agar menjadi anak yang pintar"ujar sang kakak.

Akhirnya sejak saat itu sang kakak menjadi putus sekolah demi menghidupi keluarganya dan membiayai sekolah sang adik serta membiayai perobatan ibunya yang tak kunjung sembuh.